Rabu, 04 November 2015

DONATUR VIA BNI #MelawanAsap Rumah Cita Kita Bersama Indovidgram Gelombang II


RINCIAN TRANSFER DANA #MELAWANASAP 




No Tanggal Transfer Nama  Jumlah 
1 20-10-2015 ZSAZSA DORDIA ARINANDA                        100,000
2 21-10-2015 HENRI MURTI PRABOWO                        100,000
3 21-10-2015 SRI ENOHES ISTHOFIYANI                        100,000
4 21-10-2015 YANDRI RIDHO PRATAMA                          30,000
5 21-10-2015 KARINA                          50,000
6 22-10-2015 OLIVIA BIBINA BR BANGUN                        100,000
7 22-10-2015 ARYA BIMA  BHAKTI PRATAMA                        380,000
8 23-10-2015 DESY NATALIA                          50,000
9 24-10-2015 KHOIRUL PUTRO ROMADHON                          20,000
10 24-10-2015 MIKA FERLIANA                        100,000
11 26-10-2015 CITA DIPLOMAWATI                          50,000
12 26-10-2015 MADE RINTAN  SARASWATI                        100,000
13 30-10-2015 KHOIRUL PUTRO ROMADHON                          25,500
TOTAL                    1,205,500

DONATUR VIA BRI #MelawanAsap Gelombang II bersama Indovidgram


DONASI VIA BRI



No Pengirim  Jumlah 
1 CITRAWATI SUKM        50,000
2 MUKTARUDDIN      200,000
3 CHOIRUL ABIDIN      200,000
4 JULIANI      200,000
5 AYU ASMALADEWI        50,000
6 ELISA FRADINAH        50,000
7 SOFI FITRIANI      150,000
8 SAFIRA FEGI NI      100,000
9 SOFI FITRIANI   1,000,000
10 GANJAR PRIYAMB        50,000
11 DINA RIZKA MEA        50,000
12 ENGGAR KARTIKA      100,000
13 FATHUR RIDHO      100,000
14 NUR RAHMAH S      100,000
     
  TOTAL   2,400,000

Rumah Cita Kita #MelawanAsap

Komunitas RCK Ikut Gantang Asap

Medan,

"Daripada mengeluh dan mencela pembakar hutan atau hanya mengasihani mending ikut bergerak melakukan sesuatu yang bermanfaat," tulis Nurasiah Jamil, via WhatsApp (WA), dalam sebuah obrolan tentang jerebu.
Nurasiah, yang akrab disapa Teh Aas, remuk hati melihat penderitaan para warga di Pulau Kalimantan dan Sumatera yang terpapar asap kebakaran hutan. Namun ia tak cuma bersedih. Ia bersama sahabatnya di RCK (Rumah Cita Kita), berusaha ikut berpartisipasi menggantang asap. Bersama tim mereka melacak informasi akurat seputar kondisi udara di daerah kebakaran hutan dan daerah lain yang kena imbasnya. Di saat bersamaan mereka menggalang dana dari banyak pihak untuk membeli masker guna dikirim ke para korban asap.
Mereka bekerja sebagai tim yang solid. Bekerja gigih dan mengandalkan kekuatan jaringan dan pertemanan. Dan hasilnya, dalam waktu singkat mereka mampu mengumpulkan dana yang cukup untuk melakukan sesuatu yang baik.
Total donasi per 10 Oktober 2015 terkumpul Rp. 8.497.000. Sebelymnya 880 masker N95 Tipe 3M 8210 telah dikirim dan distribusikan ke Sumatra dan Kalimantan. Masker N95 gelombang 1 dikirim langsung pada 9 Oktober 2015. Sedikitnya 400 masker dikirim ke Riau dan didistribusikan langsung oleh @_itsmine_, Duta RCK di sana.
Masker N95 gelombang 2 dikirim pada 10 Oktober 2015. Sebanyak 480 masker N95 dikirim ke Kalimantan Tengah langsung dimonitor Duta RCK, Yunisa Hafisa.
Itu gelombang 1, mulai tgl 30 September. Lalu RCK diundang komunitas Indovidgram kerjasama mulai dari tgl 19-31 Oktober blast sosial media yang cukup signifikan. Sedang gelombang terkumpul dana senilai Rp 11 juta. Banyak sekali beberapa perusahaan yang akan mendonasikan hasil penjualannya kepada para korban terpapar asap, melalui RCK.
Karena itu, RCK berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mempercayakan komunitas ini sebagai perpanjangan tanga untuk menyalurkan bantuan kepada para korban asap.
Mereka percaya, ada banyak sekali orang dermawan di negeri ini. Dan yang diperlukan adalah komunitas yang bisa menyambungkan antara orang yang butuh bantuan dengan para dermawan. Nah RCK mencoba menjembatani peran ini dengan baik.
Rumah Cita Kita merupakan sebuah komunitas independen yang diawaki anak muda, khususnya mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Komunitas ini memilih bergerak di bidang sosial dan promosi kesehatan untuk mewujudkan Indonesia sehat.
Sesuai mimpinya, "mewujudkan Indonesia sehat," RCK respek terhadap isu asap. RCK sadar betul betapa negeri ini belum mampu menggaransi akses terhadap udara sebagai hak dasar setiap warga negara, sepasti sulitnya mendapatkan air bersih di sejumlah daerah.
Namun sebagai intelektual muda sekaligus insan arif, para awak RCK memilih menyalakan lilin ketimbang mengeluhkan kegelapan. "Kami ingin bisa berbuat sesuatu yang bisa meringankan beban saudara kami, sebangsa dan setanah air yang dikepung asap," ungkapnya.
RCK sampai saat ini masih menunggu terus uluran bantuan siapa pun melalui transfer ke Bank Mandiri No. Rek.108 0005704 045 a.n. Rory Pratiwi. "Semakin banyak donasi terkumpul, semakin banyak sauara kita yang terbantu,"  pungkasnya.
Aktivitas komunitas ini bisa dilacak di instagram @rumahcitakita.rck. Mereka mengibarkan benderanya dengan tagline : "We Care, We Share, We Inspire, We Empower." (Dedy Hutajulu)

Selasa, 13 Oktober 2015

Masker Untuk Pekanbaru & Duri


Alhamdulillah Donasi 2015 masker untuk Kalimantan dan Sumatra per tanggal 8 Oktober 2015 terkumpul sebanyak Rp 4.890.000 . Masker N95 sudah dibelikan dan bantuan gelombang 1 akan dikirim langsung ke Sumatra dan Kalimantan.
Pengiriman masker gelombang pertama menuju Sumatra akan dilakukan. Kali ini,Duta RCK, Elnesa (El) yang akan langsung menuju kampung halamannya, Pekanbaru, Riau. Mengapa Riau? Menurut assasment yang sudah kami lakukan berdasarkan info dari daerah langsung, di Riau belum terjamah dengan masker N95. Banyak adik-adik kita yang diliburkan karena khawatir dengan kondisi udara diluar rumah yang semakin mengkhawatirkan.
Perjalanan menuju Riau dilakukan dengan menggunakan pesawat. Rasa khawatir menyelimuti kami semua, karen adari berita di televisi banyak penerbangan yang ditunda bahkan dibatalkan terkait jarak padang yang terlalu pendek dan membahayakan jika pesawat tetap lepas landas. Pesawat direncanakan akan tinggal landas pukul 13.10 WIB, Alhamdulillah El sampai dengan selamat pukul 02.00 dini hari tanggal 10 Oktober di rumahnya dengan 400 buah masker N95 yang siap untuk di distribusikan.
Menurut cerita El, dari pesawat hanya terlihat asap tebal.

"Lumayan buat nutup langit", ucapnya.

Pendistribusian masker dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2015 ke SD Angkasa Lanud Pekanbaru, serta pembagian di jalan raya untuk pengendara.



"Adik-adik sangat senang dapat bersekolah lagi, bisadapet bantuan masker jenis ini, baru kali ini kami dapet masker yang seperti ini, senang sekali", ucap El mewakili saudara kita di Riau

"Terimakasih maskernya, ini pertama kali kami dapet masker yang seperti ini sejak 2 bulan lalu. Terimakasih semuanya. Ada salam darimereka untuk kalian", kiriman WA dari relawan di Riau

Terima kasih relawan Riau yang telah membantu mendistribusikan masker N95

Semoga semakin banyak donasi yang mengalir, serta rezeki yang mengalir bagi para donatur dan calon donatur sehingga semakin banyak saudara kita yang terbantu.

Selamat hari Senin, semoga harinya indah 

Salam
Rumah Cita Kita

We Care, We Share, We Inspire, We Empower




Minggu, 04 Oktober 2015

2015 N95 MASK FOR SUMATRA & KALIMANTAN

#Melawanasap bersama Rumah Cita Kita

2015 N95 Mask for Sumatra & Kalimantan

 Kami mengajak teman-teman semua untuk berpartisip[asi dalam "We Care to Sumatra and Kalimantan"dengan membantu menyalurkan masker N95 kepada saudara-saudara kita yangmasih belum tersentuh bantuan.
Donasikan bantuan kalian dan bantu lindungi kesehatan saudara kita. Sedikit bantuan kalian akan bermanfaat bagimereka.

Donasikan melalui Rekening Mandiri dengan nomor 108 0005704 045  a.n Rory Pratiwi
More info: 0899-4232-264 (RORY PRATIWI)
Please be kind for contact us after donation

Do it now, help them to have free breath from smoke

Rumah Cita Kita
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Minggu, 06 September 2015

Suntik TT untuk Calon Ibu Masa Depan (Caten – Calon Penganten)




Suntik TT untuk Calon Ibu Masa Depan (Caten – Calon Penganten)

Menikah merupakan dambaan semua pasangan, kebahagiaan terpancar di kedua mempelai pun keluarganya. Ya sangat bahagia karena dua keluarga akan bersatu menjalin sebuah ikatan suci untuk mengarungi bahtera hidup hingga akhir hayat.
Namun tentunya selain dari persiapan pesta, ada beberapa hal sebenarnya yang perlu dilakukan yaitu pemeriksaan kesehatan, nah salah satu yang wajib dilakukan adalah dengan melakukan imunisasi TT (tetanus toxoid).
Sudah sejak lama sekitar tahun 1986 persyaratan di kantor urusan agama bahwa setiap calon pengantin harus menyertakan surat resmi suntik TT. Meskipun imunisasi TT sudah dilakukan sejak kecil, namun perempuan yang akan menikah wajib mendapatkan imunisasi TT lagi. Hal ini penting karena berkaitan dengan angka kematian bayi di Indonesia.
Penyakit Tetanus Toxoid disebabkan oleh clostridium tetani. Bakteri ini masuk ke tubuh melalui luka lalu mengeluarkan racun ke tubuh orang yang telah terinfeksi. Racun yang dihasilkan bisa merusak sistem syaraf pusat dan sumsum tulang belakang.
Dambaan setelah menikah tentunya ingin memiliki anak, oleh karena itu pencegahan ini perlu dilakukan karena akan berakibat sangat fatal jika tidak dilakukan. Salah satu yang dapat terjadi akibat tidak melakukan imunisasi TT adalah berujung pada kematian bayi. Infeksi tetanus tidak hanya membahayakan nyawa bayi, tapi juga ibu.
Waktu yang tepat untuk mendapatkan vaksin TT sekitar dua hingga enam bulan sebelum pernikahan. Ini diperlukan agar tubuh memiliki waktu untuk membentuk antibodi. Namun dapat juga dilakukan menjelang menikah semakin dekat, yang terpenting adalah melakukan imunisasi tersebut.
Layanan imunisasi TT calon penganten ini dapat diakses dengan mudah seperti di puskesmas, klinik bidan dan dokter kebidanan. Sehingga hal ini memudahkan setiap perempuan untuk mendapatkan layanan dan yang terpenting adalah harga relatif murah.
Yok para calon penganten yang mau menikah, jangan lupa melakukan imunisasi tetanus toxoid sebelum menikah, agar menciptakan generasi sehat berkualitas.


Kanker Payudara "Saya Lelaki Gak Malu SADARI!"



Kanker Payudara
"Saya Lelaki Gak Malu SADARI!"
Oleh: Nurasiah Jamil*
Di depan para eyang, jantung saya deg-degan. Saya merasa sangat tidak layak menggurui mereka. Justru, merekalah sepantasnya mengajari saya. Tetapi, saya tak bisa lagi mengelak dari kenyataan ini.
Saya diminta mewakili teman-teman dari Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat Kampus UI untuk menjadi narasumber tentang masalah kesehatan kepada para lanjut usia (lansia) di sebuah panti jompo, akhir November lalu. Saya nyaris mundur karena yang saya hadapi bukan orang muda, tetapi para orang tua yang sangat saya kagumi. Apalagi ketika wakil ketua yayasan menginformasikan bahwa para eyang di sini merupakan orang-orang hebat di masa mudanya, hal ini membuat pikiran saya tak karuan.
Saya tahu betul, membahas masalah kesehatan reproduksi selalu menjadi bahasan hangat di segala jenjang usia, termasuk di kalangan eyang-eyang. Ya, itulah mengapa saya memilih jurusan ini, karena kesehatan reproduksi ada di seluruh siklus kehidupan manusia, mulai lahir sampai lansia.
Tetapi, kali ini saya harus berbagi pengetahuan kepada orang yang sangat saya hormati. Bahkan, biar bagaimana pun, pengalaman hidup mereka jauh berlipat-lipat di atas saya. Di sinilah sulitnya. Dan kesulitan itu harus saya hadapi.
Sebelumnya, saya sudah cari bocoran informasi tentang perubahan-perubahan organ dan sistem reproduksi para eyang tersebut, lewat mengobrol dan riset kecil-kecilan. Informasi yang saya kumpulkan itulah menjadi bahan pertimbangan saya untuk menyiapkan materi.
Tibalah sesi yang ditunggu-tunggu. Saat sesi tanya jawab, eyang kakung yang duduk di kursi paling belakang berdiri sambil mengacungkan tangan. Saya senang. Saya sambut pertanyaannya.
Pak Yono, nama bapak itu. Ia mantan tentara dengan segudang pengalaman. Dan kini, ia  salah satu penghuni panti.
"Mohon maaf sebelumnya," katanya memulai pertanyaan, "Saya mau tanya, dulu pernah ada benjolan di dada saya. Lalu saya periksa ke dokter. Dilakukanlah biopsi, namun hasilnya negatif kanker, pertanyaan saya: Apakah kanker payudara dapat menyerang laki-laki?”
Pertanyaan Pak Yono sekaligus pertanyaan terakhir penutup sesi tanya-jawab. Para eyang bertepuk tangan menyambut pertanyaan itu. Lalu dengan riang hati, saya mengapresiasi pertanyaan Pak Yono. Saya jawab, "Betul. Kanker payudara dapat juga terjadi pada laki-laki”
Ini sedikit informasi yang bisa disampaikan, tak perlu takut khususnya untuk bapak-bapak yang akan menjelang eyang. Ini informasi yang semoga bisa menjadi alarm agar kita selalu peduli dengan kesehatan diri kita.
Kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian utama pada perempuan. Tidak banyak yang mengetahui, bahwa pria juga sama terancamnya. Menurut prediksi WHO 20 persen pria akan menderita kanker sebelum umur 75 tahun di tahun 2030, dan 16 persen akan meninggal karena penyakit tersebut, rasio kejadian saat ini adalah 100 banding satu."
Resiko pria menjadi pasien kanker payudara bertambah sejalan dengan usia. Tapi ini tidak berarti lelaki muda bebas dari resiko. Menurut penelitian di Jerman dan Amerika Serikat, memang belum diketahui sebab pastinya. Tapi yang pasti, terasa ada gejala berupa benjolan di sekitar payudara pria.
Gejala paling umum dari kanker payudara pria adalah terdapat benjolan atau pembengkakan di belakang puting tanpa rasa sakit. Gejala-gejala lainnya adalah ada cairan yang keluar dari puting atau benjolan atau pembengkakan di ketiak. Mengingatkan kembali kepada dasar dari perubahan fisik lansia bahwa terjadinya penurunan fungsi organ terutama hormon sehingga menjadi pemicu besar terjadinya kanker payudara tersebut.
Dari pertanyaan Pak Yono itu, tak ayal, saya bahas tentang SADARI yaitu perikSA payuDAra sendiRI, sembari sedikit memperagakannya, cara terbaik melakukan SADARI yaitu, pertama, periksa payudara saat mandi.
Kedua, lakukan pemeriksaan payudara di depan cermin dengan lengan diangkat ke atas atau posisi berkaca, lalu periksa apakah bengkak, kemerahan, atau ada perubahan di kedua payudara. Kemudian, tekan perlahan payudara untuk mencari benjolan, dimulai dari melingkar keluar. Berikutnya, berbaring dan ulangi pemeriksaan. Jangan lupa gantian sebelah kiri dan kanan ya.
Jika ada benjolan, pemeriksakan ke dokter terdekat, untuk mendapatkan pemeriksaan seperti yang Pak Yono lakukan. Oleh dokter mungkin akan di-Biopsi (pengambilan jaringan tubuh di lokasi sakit untuk pemeriksaan laboratorium).
Pak Yono mengacungkan tangannya lagi. Dengan sigap mikropon disodorkan dan ia menambahkan. "Saya tidak malu mengatakan ini di depan semuanya, bahwa saya juga melakukan SADARI yaitu perikSA DAda sendiRI”. Mendengar pengakuan terjujur Pak Yono, semuanya bertepuk tangan.
Dari pengalaman bertemu para eyang itu, saya juga belajar satu kosa-kata baru: SADARI versi Pak Yono. Saya sepakat pada Pak Yono, SADARI itu penting untuk mencegah kanker. Mengenal secara dini lebih baik. Ayo, para laki-laki mulai hari ini lakukan SADARI sepasti Pak Yono menyadarinya.
Hal ini dipertegas oleh pertanyaan eyang puteri, yang menanyakan “Apakah benar kalau kanker payudara ini diturunkan? Lalu apa pencegahannya?” Betul. Kanker payudara penyakit menurun. Jika ada anggota keluarga mempunyai riwayat kanker, kemungkinan terjadi kanker ke keturunannya lebih besar daripada yang tidak berketurunan. Lalu upaya pencegahan apa yang bisa dilakukan?
Ya, SADARI dan pemeriksa rutin sebelum terjadi lebih parah. Khususnya pada pria, gejala yang muncul itu kalau stadiumnya sudah tinggi. Jadi cegah sejak dini. Mencegah lebih baik dan lebih murah daripada mengobati bukan? Yuk, kita lakukan SADARI sekarang untuk mencegah terjadinya kanker payudara. 

*Penulis, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Aktif di Komunitas Rumah Cita Kita (RCK) yang berfokus pada gerakan peningkatan mutu kesehatan masyarakat.